Monday, November 29, 2010

MUSIC DAYAK KANAYANT

Share Page
Connect via Meebo

borneo music forum
budaya musik kalimantan
Beranda Buku Tamu Tentang Kami blog Foto Video Anggota Links Gabung Borneo Artshop
blog
« Back to blog
« Older Entry | Newer Entry »
MUSIK DAYAK KANAYATN II.1  Posted by mbah dinan on February 13, 2010 at 8:39 AM

SOSIAL BUDAYA
A. Geografi, Penduduk, Bahasa dan Mata Pencaharian
1. Geografi
Kalimantan Barat mempunyai luas wilayah provinsi 146.807 km2. Wilayahnya terdiri dari sembilan daerah tingkat dua, yaitu Kabupaten Pontianak, Landak, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang, dan satu Kotamadya Pontianak serta pemerintahan kota Singkawang.
Kabupaten Landak terletak diantara 1º 00’ derajat lintang utara dan 0º 52’ derajat lintang selatan, sedangkan garis membujur bersinggungan dengan 109º 10’ 42’’ derajat dan 109º 10’ derajat bujur timur.1. Ibu kotanya terletak di Ngabang yang membawahi 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Sebangki, Ngabang, Sengah Temila, Mandor, Manjalin, Mempawah Hulu, Manyuke, Meranti, Kuala Bahe, dan Air Besar.2.

Kabupaten Landak mempunyai luas wilayah 9.909, 10 km2, atau sekitar 6,75% dari luas wilayah propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten ini merupakan Kabupaten dengan luas wilayah terkecil ke 3 setelah kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pontianak, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pontianak.3.
Kecamatan Sengah Temila yang menjadi wilayah penelitian mempunyai luas wilayah 1.963,00 km2. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Manyuke, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sebangki, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ngabang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandor.4. Dilihat dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Sengah Temila merupakan wilayah yang dibatasi dengan daerah yang masih kuat memegang adat. Keadaan ini berpengaruh pada daerah yang ada disekitarnya. Secara otomatis kehidupan masyarakat di Kecamatan Sengah Temila terpengaruh pada wilayah yang membatasinya, sehingga banyak ritual dan kesenian yang berhubungan dengan adat tersebut masih dijalankan sampai sekarang. Dari sini diketahui bahwa keadaan geografis suatu wilayah dapat menjadi pendukung eksistensi kesenian tradisi, termasuk irama musik Dayak Kanayatn yang ada di Kecamatan Sengah Temila.
Wilayah pemukiman masyarakat Dayak Kanayatn banyak terdapat di daerah sekitar lereng bukit atau sekitar pinggiran hutan, oleh karena itu kehidupan masyarakatnya sangat terkait dengan alam, bahkan dapat dikatakan mempunyai ikatan emosional sebagai penunjang kehidupan mereka. Hutan banyak memberikan manfaat bagi kehidupan mereka, dari bercocok tanam sampai kepada pemenuhan sandang dan tempat tinggal mereka. Mereka merasa telah dihidupi oleh alam, untuk itu masyarakat Dayak perlu menghormati alam dengan cara melakukan upacara dan memberikan sesaji.

Upacara ritual dalam masyarakat Dayak Kanayatn berkaitan dengan makhluk halus yang dipercaya banyak mendiami hutan disekitar tempat mereka tinggal. Melalui upacara mereka merealisasikan penghormatan dan rasa syukur terhadap Jubata atas hasil yang mereka dapatkan. Di dalamnya banyak kesenian yang ditampilkan, seperti tari dan irama musik Dayak Kanayatn. Melalui faktor geografi ini diketahui bahwa lingkungan perbukitan dan hutan merupakan salah satu pendukung eksistensi kesenian tradisional yang dituangkan dalam bentuk tarian dan musik dalam sebuah upacara yang berkaitan dengan alam dan kepercayaan.
2. Penduduk
Dayak Kanayatn merupakan sub suku Dayak terbesar di Kalimantan Barat yang jumlah penduduknya kurang lebih 500.000 – 600.000 jiwa.5. Mereka kebanyakan mendiami wilayah pedalaman disekitar kabupaten Pontianak, Landak, Bengkayang, dan Kabupaten Sanggau. Dilihat dari jumlah komposisi yang ada, kabupaten Pontianak dan kabupaten Landak lebih banyak didominasi oleh sub suku Dayak Kanayatn.

Penduduk beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Sengah Temila kebanyakan mendiami daerah pedalaman dengan persebaran merata. Tingkat kepadatan masih tergolong rendah berkisar 15 – 43 jiwa per km2 dengan luas wilayah desa berkisar 91, 39 km2 – 187,39 km2. Dilihat dari jumlah penduduk secara keseluruhan, hanya orang tua yang berumur sekitar 40 tahun ke atas masih memegang teguh adat dan melaksanakan upacara. Selain itu penduduk tersebut kebanyakan mendapat pengajaran tentang adat dan upacara melalui tradisi lisan dari orang tua yang banyak mengetahui tata ritual upacara sewaktu mereka masih muda. Mereka meyakini secara mendalam tentang kebenaran, kesakralan, dan pengaruh tradisi lisan terhadap kehidupan. Hal inilah yang menyebabkan bahwa penduduk umur 40 tahun ke atas masih melaksanakan dan menghormati upacara dengan sungguh-sungguh. Berbeda dengan anak muda sekarang yang kebanyakan menganggap bahwa upacara sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan bertentangan dengan ajaran agama baru yang mereka anut. Disamping itu faktor pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan kelestarian adat dan upacara, dimana mereka lebih mengandalkan logika yang mereka pelajari dibangku sekolah ketimbangan agama asli yang berhubungan dengan rasa batiniah.

Lokasi penelitian irama musik Dayak Kanyatn dilakukan di Desa Aur Sampuk yang jaraknya sekitar 130 km dari kota pontianak dan dapat ditempuh dengan lancar melalui jalan darat. Lokasi ini dipilih karena merupakan pusat perkembangan tradisi musikal Dayak Kanayatn yang menjadi objek penelitian.

Kelancaran transportasi di lokasi penelitian menyebabkan masuknya kebudayaan luar yang dapat berpengaruh kepada cara hidup dan pandangan masyarakat. Kelancaran itu memudahkan orang dengan berbagai latar belakang budaya masuk membawa kebudayaannya. Akhirnya kebudayaan baru tersebut berkembang dan mempengaruhi kebudayaan yang telah ada sebelumnya, paling tidak memberi warna baru dalam perkembangannya. Seperti ritual Balenggang yang sebenarnya merupakan upacara Baliatn, namun telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina dan Melayu.

Coexistence (konsekuensi dari kontak budaya) beberapa budaya setiap saat akan bergesekan, sehingga mengakibatkan konflik.6. Pertemuan budaya baru dan budaya lama itu menyebabkan beberapa kemungkinan, antara lain:
1. Budaya baru dapat mematikan budaya lama, secara perlahan atau cepat
2. Budaya lama akan bertahan dengan cara menutup diri dari pengaruh budaya baru atau budaya baru tidak berkembang karena tidak sesuai dengan budaya masyarakatnya
3. Budaya lama mendominasi dan sedikit mengadopsi budaya baru
4. Budaya baru mendominasi dan sedikit memasukkan budaya lama
5. Berakulturasi dan menciptakan bentuk baru sebagai hasil dari percampuran keduanya
6. Budaya baru dan budaya lama sama-sama berkembang selanjutnya budaya baru diakui sebagai atau menjadi budaya lokal (berasimilasi).

3. Bahasa
Kebanyakan masyarakat Dayak yang bermukim Di kabupaten Landakmenggunakan bahasa Kanayatn sebagai bahasa sehari-hari. Walau dalampenggunaannya terdapat pengelompokan menurut pembagian tempat dankarakter, tetapi bahasa-bahasa tersebut dapat dipahami oleh masyarakatsatu dengan lainnya. Bahasa Kanayatn ini dikelompokan menjadi 3 bagian,yaitu Banana’ atau Ahe, Jare’, dan Mpape.7. Menurut perkiraan kelompokyang berbahasa Kanayatn berkisar 300.000 orang atau kurang lebihsepertiga dari jumlah keseluruhan suku Dayak di Kalimantan Barat.

Kebanyakan masyarakat Dayak yang bermukim di Kabupaten Landakmenggunakan bahasa Ahe. Bahasa ini dipakai pula oleh suku pendatang,seperti orang Melayu, Jawa, Cina, Madura, Batak dan suku lainnya,karena bahasa Ahe mudah dikuasai dan kebanyakan kosa kata yangdigunakan adalah kosa kata bahasa Melayu. Bahasa ini hampir digunakandisegala aspek kegiatan, seperti di pasar, di ladang, sawah, di rumahdan di kampung-kampung, serta di sekolah (bukan dalam proses belajarmengajar).8. Disamping itu bahasa Ahe digunakan pula pada nyangahatn(doa dalam agama asli), sedangkan bahasa Indonesia digunakan olehpendatang yang belum bisa berbahasa Kanayatn.
Banyaknya ragam bahasa yang digunakan menunjukkan kekayaan seni tradisiyang dimiliki masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Hal ini karenamasing-masing sub suku mempunyai bahasa dan kesenian yang berbeda,sesuai dengan daerah dan tradisinya masing-masing. Keunikannya dapatdilihat ketika bahasa-bahasa tersebut dipakai dalam upacara.

Kekayaan bahasa dapat memberikan pengayaan ragam kesenian tradisi yangtumbuh dalam masyarakat Dayak Kanayatn. Melalui kekayaan ragam bahasasebuah kesenian tradisi akan mempunyai kekayaan jenis dan bentuk sesuaidengan banyaknya bahasa yang ada dalam suatu masyarakat. Sebagai contohvokal dalam bahasa Ahe, Mpape, dan Jare akan menghasilkan karakterberbeda, meskipun diiringi dengan satu motif tabuhan yang sama. Hal inikarena adanya penyesuaian aksentuasi dan penyebutan dalam bahasatertentu terhadap ritme dan melodi pada musik yang menjadi iringannya.Penyesuaian ini sedikit banyaknya akan menyebabkan perubahan bentuklagu atau musik, sehingga karakter lagu yang dibawakan dengan bahasaAhe akan berbeda dengan lagu yang dibawakan dengan bahasa Jare. Hal inimenunjukkan kekayaan bentuk dari penggunaan masing-masing bahasatersebut, sehingga bahasa dapat dikatakan sebagai pendukung pengayaanwarna dan bentuk tradisi musikal Dayak Kanayatn.


4. Mata Pencaharian
a. Pertanian
Mata pencaharian utama masyarakat Dayak adalah berladang memanfaatkanperbukitan sebagai lahan utama. Perekonomian seperti ini sudah lamadikerjakan masyarakat Dayak Kanayatn dan dipercaya mempunyai kesakralandan nilai religius. Perladangan tidak saja dianggap sebagai kegiatanyang berhubungan dengan perekonomian semata, melainkan juga berhubungandengan budaya masyarakat, seperti pola pemukiman, struktur sosial,ritual, adat, dan hukum adat itu bersumber dan berpusat pada sistemperladangan.9. Hal ini karena berladang dianggap sebagai aktivitasmulia yang dilakukan untuk kehidupan dan merupakan usaha merekonstruksihidup ke arah keimanan yang lebih mantap. Melalui pengetahuan ekologialami, mereka mampu mengetahui siklus kesuburan dan tekstur tanahberdasarkan pengetahuan habitat tumbuhan atau binatang di atas lahanyang akan digarap. Mereka percaya bahwa pekerjaan ini diajarkanlangsung oleh dewa bersamaan dengan diturunkannya manusia pertama kedunia. Selain itu berladang juga harus mengikuti aturan yang kompleksdan tidak terdapat pada kegiatan mata pencaharian lainnya.10. Aktivitasperladangan ini motivasi alam pemikiran religius lebih kuat dari padamotivasi ekonomis. Terbukti dengan banyaknya upacara yang terkaitdengan siklus pertanian dan biaya keperluan konsumsi padaupacara-upacara itu bersumber dari hasil perladangan.11. ContohnyaRoah, Naik Dango dan seluruh upacara besar kebanyakan dibiayai darihasil pertanian (ladang).

Tradisi berladang menjadi semacam pusat yang menentukan kehidupantradisi musik Dayak. Kegiatan ini kebanyakan menjadi bagian dari suatuupacara yang memerlukan pembiayaan dari hasil ladang”.12. Meskipuntidak semua kegiatan atau ungkapan musik ditujukan pada kegiatantersebut, namun beberapa tradisi terikat dan menjadi satu bagian denganperladangan tersebut.
Sistem pertanian lainnya adalah penggarapan lahan pertanian sawahbasah. Sistem pertanian seperti ini banyak dilakukan masyarakat DayakKanayatn sambil menunggu masa subur tanah setelah penggarapan ladang.Hal ini karena lahan yang sekarang tersedia tidak mencukupi untukdibuat lahan perladangan berkelanjutan karena banyaknya pemanfaatnhutan oleh pihak swasta.
Mata pencaharian lainnya adalah bertani karet. Pekerjaan ini terbilangcocok dilakukan karena kondisi geografis daratan pemukiman berbukitsangat menguntungkan untuk pekerjaan tersebut. Bertani karet sedikitlebih mudah dikerjakan, karena tidak memerlukan perawatan yang rumitdan tidak menggunakan perhitungan musim seperti pengerjaan pertanianladang, maupun sawah basah. Hasil karet yang sudah diolah dapatlangsung dijual kepada pembeli yang kebanyakan datang dari Pontianak. Selain bertani, diperkirakan 80% masyarakat Dayak Kanayatn bertani karet.13. Disamping itu ada juga yang mengerjakan keduanya.

Hasil perkebunan selain karet adalah kopi, lada, kemiri, danbuah-buahan, seperti durian, cempedak, langsat (duku), dan sebagainya.Semua hasil perkebunan itu merupakan hasil alam yang bersifat musiman.Hasil hutan seperti damar, rotan, madu, dan kayu tebang merupakan hasilalam liar yang banyak diperlukan untuk bangunan tempat tinggal danmenambah pemasukan disamping mata pencarian pokok.

b. Peternakan
Peternakan merupakan mata pencaharian sampingan. Hewan ternak yangbanyak dipelihara adalah babi dan ayam. Pekerjaan ini cukupmenguntungkan, namun kebanyakan orang Dayak hanya memelihara dalamjumlah kecil. Hasilnya dijual dan sebagian lagi untuk dikonsumsisendiri. Selain itu pemeliharaan ternak bertujuan untuk persembahanketika ada upacara adat.

c. Perdagangan
Jenis perdagangan yang dilaksanakan adalah berjualan buah-buahan, sayurmayur, kelontong, bahkan ada yang membuka rumah makan. Sebagianmasyarakat menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan tetap, terutama yangberdomisili di daerah perkotaan dan yang tinggal dekat pasar.
Pedagang musiman banyak dilakukan ketika suatu upacara besardilaksanakan. Terkadang masyarakat sanggup membayar mahal untukmendapat tempat berdagang di dalam atau dekat lokasi upacara. Bilasuatu upacara besar dilaksanakan, upacara tersebut banyak dikunjungiorang dari daerah lain. Hal inilah yang menyebabkan banyak upacarabesar dimanfaatkan masyarakat setempat dan orang luar untuk berdagang.Dari sini diketahui bahwa upacara dapat mendukung perekonomianmasyarakat dan kesenian tradisional sebagai bagian penting upacara.



B. Agama dan Kepercayaan, Upacara, Tradisi Lisan dan Adat Dayak Kanayatn, dan Kesenian

1. Agama dan Kepercayaan

Masyarakat Dayak memiliki keyakinan tentang wujud tertinggi dimanasegala kekuatan yang ada di jagad raya berasal dari Yang Tunggal. Wujudtertinggi itu menguasai manusia, dewa, roh halus, dan roh leluhur. Dewadan roh halus diberi tugas untuk menjaga dan menguasai suatu tempattertentu dalam dunia ini, sehingga untuk mewujudkan keyakinan tersebut,orang Dayak senantiasa melakukan hubungan religius dengan Jubata, rohleluhur, dan roh halus yang banyak memberikan pertolongan dalamkehidupan mereka.

Sistem kepercayaan atau agama asli bagi masyarakat Dayak Kanayatn tidakdapat dipisahkan dengan nilai-nilai kehidupan mereka. Kepribadian,tingkah laku, sikap, perbuatan dan kegiatan sosial sehari-haridibimbing, didukung, dan dihubungkan tidak saja dengan sistemkepercayaan dan ajaran agama, tetapi juga dengan nilai budaya danetnisitas. Kompleksitas kepercayaan tersebut berhubungan erat dengantradisi dalam masyarakat yang mengandung dua hal prinsip, yaitu (1)unsur kepercayaan nenek moyang yang menekankan pada pemujaan, dan (2)kepercayaan terhadap Tuhan Yang Esa dengan kekuasaan tertingginyasebagai kausa prima dari kehidupan manusia.14. Sistem kepercayaanseperti ini mengandung emosi religius yang merupakan unsur kesatuan danmemerlukan penegasan yang direalisasikan dalam bentuk upacara tersebut.

Kebanyakan orang Dayak tidak mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, namunsikap keyakinannya tidak dapat dikategorikan dalam animisme, sebabagama justru berkembang dari asumsi dasar bahwa di dalam alam terdapatdaya hidup atau kekuatan hidup dalam benda-benda tertentu ataugejala-gejala alam, seperti sungai yang mengalir deras dan bergemuruh,gunung yang tinggi, pohon besar, matahari yang bersinar terang, kilatdan petir yang menyambar dahsyat. Daya hidup atau kekuatan penghidupitulah yang dinamakan roh. Roh itu kemudian dihubungkan denganbenda-benda dan kemudian dipuja. Alam dipandang sebagai suatu kekuatanyang mengerikan, sekaligus mempesonakan. Keindahannya bukan pertamayang diperhatikan, melainkan kedahsyatan dan kekuasaan tertinggi yangterkandung dalam fenomena alam tersebut.

Bahasa untuk komunikasi yang dipakai pertama-tama adalahlambang-lambang suara dan bunyi-bunyian, seperti musik dan mantra.Maksud lambang-lambang itu sama dengan lambang bahasa, yaitu untukmengenal, mengidentifikasi, menjinakkan dan menguasai dunia luar yangdahsyat tadi.15. Melalui bahasa simbol itu masyarakatmenginterpretasikan hubungan dan eksistensi dunia gaib yang dipercayaada untuk dapat dipahami dan diungkapkan maknanya dalam kehidupan dialam nyata.

Selain benda dan gejala alam ada pula benda yang tidak dianggap olehorang Dayak sebagai daya penghidup, melainkan hanya sebagai saranapenampakan roh, kekuatan gaib, atau sebagai tempat keramat. Manusiamenjadi sadar terhadap keberadaan yang sakral, karena yang sakralmemanifestasikan dirinya, menunjukkan dirinya sebagai sesuatu yangberbeda secara menyeluruh dari yang profan. Hal ini dinamakanhierophany, yakni sesuatu yang sakral menunjukkan dirinya kepadamanusia. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa sejarah agama-agama dariprimitif hingga yang paling tinggi dibentuk oleh sebagian besarhierophany, yaitu oleh manifestasi-manifestasi realitas-realitas yangsakral tadi. Misalnya yang sakral dapat mewujud dalam pantak. Pantakitu tidak disembah, tetapi pantak menunjukkan dirinya sebagai suatuyang sakral dan realitas ini dirubah menjadi realitas supranatural.

Bagi mereka yang mempunyai pengalaman religius, setiap benda mempunyaikemampuan untuk menjadi perwujudan kesakralan kosmik. Bahkan kosmos inidalam keseluruhannya dapat menjadi hierophany.16. Begitu juga yangterjadi pada masyarakat Dayak Kanayatn, mereka tidak menyembah pantaktetapi melihat hierophany atau realitas-realitas sakral dalam pantaktersebut.
Setiap benda atau beberapa benda tertentu dianggap mempunyai suatukesakralan yang dapat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kekuatansakral tersebut dapat pula digunakan untuk membantu beberapa kegiatanatau pekerjaan manusia, seperti digunakan pamaliatn untuk memanggil rohhalus yang kemudian digunakan dimanfaatkan pamaliatn membantunya dalamritual pengobatan tersebut. Kekuatan-kekuatan ini merupakan sebagiandari hierophany yang dimaksud.

Masyarakat Dayak Kanayatn menyebut Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sebutanEne’ Daniang atau Jubata, yakni penguasa jagad raya beserta isinya.Jubata berada di langit ketujuh. Ia mempunyai enam bawahan, yaitu; Ne’Pangedaong, Ne’ Patampa’ yang dipercaya membuat patung-patung daritanah liat bentuk menyerupai manusia. Ne’ Amikng dan Ne’ Pamijar yangmemberi napas kepada manusia. Ne’ Taratatn memberi kesegaran jasmanimaupun rohani. Ne’ Pangingu memberikan berkat perlindungan, sedangkanNe’ Pajaji dipercaya yang menjadikan manusia berbudi dan memeliharahidupnya sampai pada semua keturunannya.17.

Menurut kisah penciptaan nama-nama bawahan itu adalah nama lain dariJubata, maksudnya satu pribadi pencipta dengan beberapa nama atau satunama dengan berbagai sifat-sifat kekuasaanNya. Hal ini sama hal nyadengan nama Allah dalam agama Islam yang mempunyai 99 nama sesuaidengan kekuasaan dan kesempurnaannya.

Masyarakat Dayak Kanayatn meyakini dunia ini terbagi menjadi tigabagian. Pertama adalah Dunia Atas, yaitu dunia yang ditempati olehJubata, dukun, dan nenek moyang yang meninggal sebagai pahlawan. Keduaadalah Dunia Tengah atau dunia fana yang ditempati manusia. Ketigaadalah Dunia Bawah yang dihuni oleh roh orang mati. Dunia Bawah inimerupakan sebuah dunia yang tidak dikenal, terisolasi, dan gelap.Setelah meninggal, setiap manusia kecuali dukun dan nenek moyang yangmeninggal sebagai pahlawan akan menuju dan tinggal disituselama-lamanya. Begitu juga dengan sumangat (jiwa) orang yangmeninggal, ia tidak akan pernah kembali kekehidupan manusia dan tidakpernah pergi kemana-mana. Namun hal tersebut tergantung apakah waktumeninggal orang yang bersangkutan sudah melewati upacara adat kematianatau belum.

Masyarakat Dayak Kanayatn mempercayai adanya setan atau iblis yangdisebut Pantokng Bangok Pilas Galikng. Mereka mempercayai jiwa orangjahat akan bangkit dari kuburnya dan menghantui orang yang masih hidup.Hantu semacam ini biasanya dapat menjelma dalam rupa binatang danmanusia, maka untuk menghindari gangguan roh jahat tersebut biasanyamereka memberinya dengan berbagai macam makanan atau sesaji, sepertilamang (ketan), tumpi’ (cucur), minuman, daging babi dan ayam, telur,nasi dan lain sebagainya.

Sebagian besar masyarakat Dayak Kanayatn saat ini memeluk agama Katolikdan Protestan. Sejak tahun 1835 agama Kristen Protestan masuk ke Kalimantan,yaitu di Tangguhan dekat Mandumai, Kalimantan Tengah. Agama inidisebarkan oleh seorang misionaris berkebangsaan Jerman bernamaBarnstein ke masyarakat Dayak.18. Selanjutnya agama tersebut berkembangsampai ke Kalimantan Barat dan dianut sebagian masyarakat Dayak yangbermukim di muara sungai Kapuas dan daerah pedalaman.

Penyebaran agama Kristen Katolik di Kalimantan Barat dimulai tahun 1894oleh seorang misisonaris utusan dari Vatikan, Roma, tepatnya di daerahSejiram. Penyebaran ini diperluas ke tempat-tempat yang banyak dihuniorang Dayak. Bukti penyebaran agama tersebut dapat dilihat denganberdirinya Sekolah Seminari St Paulus, Yayasan Misi Nyarumkop. Sekolahini banyak melahirkan barawan-biarawati dan guru-guru agama untukmelanjutkan misi penyebaran agama Katolik pada masyarakat DayakKanayatn.
Agama Islam masuk ke Kalimantan Barat sekitar tahun 1521 yangdisebarkan oleh Kerajaan Johor. Masuknya agama ini melalui KerajaanSambas, tetapi Kerajaan tersebut tidak menyebarkan agama Islam padasuku Dayak, sehingga banyak suku Dayak memeluk agama Kristen dan hanyaorang Melayu yang menganut Islam.

Masuknya Islam dalam masyarakat Dayak karena dipengaruhi suku Melayu.Bagi orang Dayak “masuk Melayu” sinonim dengan “masuk Islam”.19. Olehkarena itu orang Dayak yang sudah menjadi Muslim tidak menamakan dirimereka dengan sebutan Dayak lagi, tetapi dengan sebutan Melayu yangbiasanya di sebut orang Halo’ atau Senganan. Penganut agama inidiperkirakan sekitar satu sampai dua persen dari keseluruhan jumlahpenduduk Dayak Kanayatn.

Selain ketiga agama di atas, di Kalimantan Barat juga terdapat agamaBudha yang dianut oleh orang Cina. Masuknya agama ini dimulaipertengahan abad ke 18 tahun 1750. Waktu itu Sultan Mempawah menerimasuku bangsa Tiog Hoa (sebutan untuk Cina) dari Brunai untuk menggaliemas dan menyebarkan agama Budha. Sampai sekarang agama Budha masihdianut oleh orang-orang Cina yang berada di wilayah tersebut. Begitujuga dengan agama Hindu, meskipun penganutnya sangat sedikit dikalangan orang Dayak, namun agama tersebut mempunyai kedekatan dengansistem kepercayaan nenek moyang orang Dayak, yaitu Kaharingan atausering disebut Hindu Kaharingan.


Categories: None

Post a Comment
Name
Already a member? Sign In
Email


0 Comments
Members Area
Sign In or Register
Recent Blog Entries
MUSIK DAYAK KANAYATN II.3
by mbah dinan | 1 comments
MUSIK DAYAK KANAYATN II.2
by mbah dinan | 0 comments
MUSIK DAYAK KANAYATN II.1
by mbah dinan | 0 comments
MUSIK DAYAK KANAYATN I
by mbah dinan | 0 comments
share on facebook
Share on Facebook
search
Featured Products
No featured products
Recent Video Blogs
No video yet. Record one!
Recent Photos 
     
Newest Members     

Copyright �2010

Start a Free Blog at Webs.com

Connect via Meebo

No comments:

Post a Comment